Search here ^w^

Rabu, 09 Januari 2013

[the GazettE, Alice Nine, Versailles][FF] Two Leafs, One Flower : Part 1


Author: Dea Kartika, istrinya Rukimin Gajet XDDD*ditabok Reitong
Rated: (boku gk ngerti, bru pertama kali sih XDD)
Genre: Romance
Fandom: Versailles, The GazettE, Alice Nine
pairing: Hizaki x Ruki(min)*sebenarnya saya gk terima rukimin di kenapa2in sama tante hizaki T-T
Part: 1/??
Nb: konnichiwa! ini adalah ff saya yang pertama, klo kurang srek, sama mohon maaf, gomenne T-T
ditambah lagi, dalam ff ini

----------------------------------------------------------------------------------------



Terdengar suara burung jantan yang sedang menarik perhatian sang burung betina. Aku hanya termenung di jendela kamarku. Pikiranku kosong, tak ada yg bisa aku lakukan. “Krek”, terdengar pintu kamarku dibuka oleh kakak

“Hizaki, kau kenapa?”
dengan alis kanan sedikit terangkat. Kuberi senyuman, kukatakan bahwa aku baik2 saja, tak ada yg menjadi masalah.

“apakah kau sudah menyiapkan peralatan yang berhubungan dengan  sekolah pada esok hari?”.
Haduh, kakak ini terlalu perhatian. Aku bukan anak kecil lagi, Saga onii-chan. “sudah kok, tenang saja” aku tersenyum kepadaku. Kakakku membalas senyumku dan berjalan keluar dari kamarku.

Kembali aku termenung di jendela kamarku. Apa yang aku pikirkan? Kenapa perasaanku deg2an begini? Tak biasanya aku seperti ini sebelum memasuki tahun ajaran baru. Sepertinya bakalan terjadi sesuatu padaku pada esok hari. Hmmm.......

---------------

      Akhirnya hari yang ku nanti datang. Aku bergegas pada pagi itu dan melari menuju ruang makan.
“ohayou gozaimasu! Maafkan aku jika pada hari ini ku terlihat tidak sopan”.
Ku ambil menu sarapanku dan langsung memakannya dalam waktu singkat.

Kakak terlihat heran, “hmm,,, apa yang kau kejar? Tumben sekali.” Aku meminum susu sapiku dan dan menjawab pertanyaan kakak, “tidak ada, aku hanya sedang bersemangat, hehe”.

Sarapan pagi selesai, kembali aku bergegas menuju sekolah. Kenapa perasaan ini muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya?? Aku berpikir sambil berlari. BRAK! Ouch! Sepertinya aku menabrak seseorang.

“aduh *mata bekunang2*, kenapa kau menabrakku?”, lelaki itu mencoba untuk berdiri. Ku liat lelaki itu,

“Gomen, gomen ne... aku tak sengaja melakukannya, Kai”, tersipu malu atas kejadian itu.

“hahaha, kau selalu begitu sobat”, Kai memegang tanganku dan membantuku untuk berdiri. Akhirnya aku pergi bersama Kai menuju sekolah. Sebenarnya ini sudah kami lakukan sejak TK hingga sekarang, saat kami sudah menginjak kelas 2 SMA.

---------------

      Huft, tiba juga dikelas. Ruangan masih sepi, hanya aku dan Kai.

”tumben ya gak ada orang” kai melangkah menuju jendela kelas.

“sebenarnya kita yang kecepatan datang”, jawabku dgn wajah lemas.

Tiba-tiba seseorang yang menepuk pundakku dgn keras.

”Huwa! Siapa kau?! Eh?? Reita?”, posisiku sudah ready utk menyerang.

“apa-apaan kau? Pagi-pagi sudah ngajak kelahi?” Reita memelaskan badannya.

“justru akulah yang harus berkata seperti itu padamu!”. Dasar Reita, selalu saja bikin kaget tiap kali diriku lengah. Ketika kubalikkan wajahku ke kelas, “HUWA! *pingsan*”.

“Yaaaah, dia pingsan. Gimana Aoi?” Reita tertawa kecil padaku.

“Itu yang aku harapkan darinya, wkwkwk *XD* Reita, angkat dia kedalam kelas ya, aku mau tidur sebelum bel masuk berbunyi.” Aoi melempar topeng hantu yang dia pakai untuk menakutiku, Aoi sialan.

“Haduh, cantik-cantik malah berat. Kenapa selalu aku yang menjadi tukang gendongnya??” Reita sewot.

“sudah, jalani saja. Mana tau kau bisa ketagihan  dengan hizaki, hahaha” terdengar suara seseorg dari pintu kelas. Reita kesal.

“hei paha, sekali kau donk yang ngangkat dia!”.

“Gak deh, aku gak niat ngangkat dia yang sama beratnya dengan gajah” Uruha menyindirku.

“Gak mau ya? Yaudah, berarti benda ini boleh aku berikan pada Aoi ‘kan??” Reita mengeluarkan benda dari tasnya.

“AAAGRH! Sejak kapan rok kesayanganku berada padamu?! Jangan rokku yang menjadi sasarannya!” Uruha membara. Aku terbangun dari pingsanku, kulihat Reita sedang main tampar2an dengan Uruha. Apa ini sudah menjadi kebiasaan mereka??-__-“a

---------------

      Tiba-tiba perasaan itu datang lagi.

"Ada apa ini? Kenapa semakin lama semakin menjadi-jadi?”, pikirku.

Teman-teman sekelasku satu demi persatu masuk ke kelas. Kemudian, seorang siswa yang bernama Ruki memasuki kelasku. Jantungku semakin berdebar. Kulihat wajahnya yang manis sedang mencari Reita, sahabatnya yang paling dekat. Ruki berjalan menuju Kai.

“Kai, apa kau melihat kekasihku?”.

Kekasih katanya??!! Entah kenapa aku terlihat syok mendengar kata itu. Wajahku pucat tak karuan.

“Reita ya? Seperti biasa, dia bermain tamparan dgn si paha. Hm, kau kenapa hizaki?”, Kai melihatku dengan alis mata kiri terangkat.

“eehh?? Da.. daijoubu da yo, daijoubu.”, maafkan aku Kai, aku terpaksa berbohong. Kulihat sekilas wajah Ruki yang melihat keluar kelas melalui jendela kelas yg ditempati Kai sebelumnya. Wah, kau terlihat manis Ruki-chan!

---------------

      Bel masuk telah berbunyi, semua murid duduk pada tempatnya masing-masing. Reita dan Uruha kembali ke kelas dgn keadaan berantakan.

“Kalian kenapa? Seperti kucing baru kawin saja, hahaha” Aoi tertawa, begitu juga anak kelas.

“Dasar paha, klo bukan karena dia, pasti aku tidak seperti ini” reita berceloteh.

“NANI??!!” Uruha menatap Reita dgn tajam.

“GRR!” Reita membalas tatapan uruha. Sampai kapan mereka akan seperti ini?? Haaa~h. Seluruh kelas menertawakan mereka, kecuali Ruki yang masih berdiri di jendela, dingin sekali lelaki itu...... Tak lama setelah itu, Kamijo-Sensei memasuki kelas.

“Ohayou minna, pagi ini kita akan mempelajari sastra bahasa jepang. Tolong buka bukunya.”
Haaaah, klo sudah Kamijo-sensei yang ngajar serasa sedang tidur di atas kapas yang super lembut, nyamannyaaa -w-.

---------------

      Hari sudah menunjukkan jam 2 siang, waktunya pulang sekolah, waktu yang paling aku tunggu. “sret” ada yang menarik tanganku.

“Aoi-san? Nan desu ka?”

Aoi mengambil tasnya dan menarikku keluar kelas.

”jaga hiza-chan kecilku ya!”. Kai berteriak sambil tersenyum

Aoi membalasnya dengan senyuman, kemudian kembali menarikku keluar kelas.

“Apa-apaan sih? Sakit tau!”, aku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya.

“temani aku pulang hari ini saja, kumohon”, Aoi berharap padaku. Kerasukan setan apa dia sampai-sampai seperti ini? Sulit dimengerti-_-. Baiklah, kali ini akan kuturuti permintaanmu.

---------------

      Saat dalam perjalanan, Aoi menanyakan padaku tentang Ruki.

“Heeeeeh??” untuk apa dia bertanya seperti itu padaku?

“Kenapa? Reaksimu berlebihan.” Aoi menyindirku.

“untuk apa kau menanyakan itu??” aku mencoba untuk terlihat santai.

“hmm.....Aku mencintainya”

NANII??!! Nanda kore?? Apa-apaan ini?? Ni bocah udah gila ya?! Wajahku pucat, keringat dingin, mematung di tengah jalan.

“kenapa? Kau terkejut ya? Tenyata benar dugaanku.” Aoi memasang wajah dingin. Ternyata dia mengetahui tentang aku yang menyukai Ruki. Aku mengelak dari penyataan itu, tapi percuma saja. Rahasiaku terbongkar, it’s big trouble! Aku berusaha untuk dari, namun tiba-tiba Aoi menarik tanganku.

“lepaskan bodoh”. aku menarik tanganku, tapi percuma, beda kekuatan kami 2:5. Tiba-tiba Aoi memelukku.

“berikan aku sedikit keindahan tubuhmu”, Aoi semakin mempererat pelukannya.

“Ugh~ apa maumu bocah?!” aku berusaha untuk melepaskan pelukan mautnya. Aoi tidak menjawab pertanyaanku, dan dia mendekatkan kepalanya kepadaku. Aoi hendak meng-kissu-ku!

“sial, tanganku tak bisa bergerak!”. Bibirku dan bibirnya semakin dekat, “Buak!” sebuah tinjuan melayang ke pipinya yang lembut. Aoi melepaskan pelukannya, sedangkan aku menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

Keesokan harinya, aku gugup untuk memasuki ruangan.

“hei gadis” Aoi menyapa dari belakanganku.

“HUWAA! Kau mau apa lagi, baka?!”, bersiap untuk menghajar Aoi. Aoi tertawa melihat tingkahku. Ia mendekatiku dan melihat kedalam kelas, tak ada seorangpun kecuali Uruha. Aoi terlihat bahagia melihat kekasihnya yang telah datang. Aoi menepuk pundakku dan pergi menuju uruha. Aku masih berdiri di pintu kelas, berharap ruki datang ke kelas dan menyapaku. Tak lama waktu berselang, seorang pemuda datang kepadaku.

“Pagi nona. Kau terlihat cantik hari ini”, kata pemuda itu yang bernama Shou, anak kelas sebelah yang terkenal dengan sifatnya yang playboy. Aku mengacuhkannya, namun tiba-tiba dia memeluk tubuhku dan menyekap mulutku.

“Mau kemana, cantik? Temani aku dulu sebentar.” Shou membawaku ke taman belakang yang sepi. Aku tak bisa berkutik, seluruh badanku seperti mati rasanya. Siapa pun tolong aku....

---------------

Akhirnya ke post juga FF abal-abal nan kacau bin hancur cap tiga roda (?) ini XDDD. Boku minta maaf klo FFnya rada" aneh cara bacanya karena boku masih newbie banget! Kalau ada saran, PM aja boku... TvT
Oh ya, kalau ada yang punya FF dan pengen nge-share disini, silahkan kirimkan link notenya di page ya! sankyuu^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang baca postingan silahkan tinggalkan komentar ya. Don't be silent reader^^

Entri Populer